Sabtu, 03 Juli 2021

Hadits Arba'in An Nawawi 3/42



Terjemah Hadits:

Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al Khattab radhiallahu'anhuma dia berkata, "Saya mendengar RasuluLlah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: Islam dibangun di atas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada ilah selain ALlah dan bahwa nabi Muhammad utusan ALlah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim)


Kandungan Hadits:

1. RasuluLlah Shallallahu'alaihi wa sallam menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak di atas tiang-tiang yang kuat. 2. Pernyataan tentang keesaan ALlah dan keberadaan-Nya, membenarkan kenabian Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, merupakan yang paling mendasar dibanding rukun-rukun yang lainnya. 3. Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar. 4. Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang sudah terpenuhi syarat-syarat zakat lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang membutuhkan. 5. Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim. 6. Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang menhingkarinya maka dia bukan seorang muslim berdasarkan Ijma'. 7. Nash di atas menunjukkan bahwa rukun Islamada lima dan masih banyak lagi perkara lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits ini. RasuluLlah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Iman itu memiliki tujuh puluh lebih cabang". 8. Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman. Demikian juga tidak bermanfaat iman tanpa amal.

Tema-tema Hadits ini dalam Al Qur'an:

1. Wala' dan Bara' dalam syahadatain: 2:256, 16:36 2. Shalat: 2:3, 19:31, 20:132 3. Zakat: 9:71, 19:55, 73:20 4. Haji: 3:97, 2:196, 22:27 5. Puasa: 2:183, 2:185 الأربعين النووية سعد الغامدي

Jumat, 02 Juli 2021

Hadits Arba'in An Nawawi 2/42

Terjemah Hadits:

Dari Umar radhiyaLlahu 'anhu juga dia berkata: Ketika kami duduk-duduk di sisi RasuluLlah ShallaLlaahu 'alaihi wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada lututnya(RasuluLlah ShallaLlahu 'alaihi wa sallam) seraya berkata, "Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam!", Maka bersabdalah RasuluLlah ShallaLlahu 'alaihi wa sallam: "Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah(tuhan yang disembah) selain ALlah, dan bahwa Nabi Mugammad adalah utusan ALlah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu". Kemudian dia berkata, "Anda benar". Kami semua heran, dia yang bertanya, dia pula yang membenarkan.
Kemudian dia bertanya lagi, "Beritahukan aku tentang Iman!". Lalu beliau bersabda, "Engkau beriman kepada ALlah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk". Kemudia dia berkata, "Anda benar".
Kemudian dia berkata lagi, "Beritahukan aku tentang ihsan!", Lalu beliau bersabda, "Ihsan adalah engkau beribadah kepada ALlah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau". Kemudian dia berkata, "Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya?)". Beliau bersabda, "Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya".
Dia berkata, "Beritahukan aku tanda-tandanya!", beliau bersabda, "jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya".
Kemudian beliau (RasuluLlah ShallaLlahu 'alaihi wa sallam) bertanya, "Tahukah engkau siapa yang bertanya?". Aku berkata, "ALlah dan Rasul-Nya lebih mengetahui". Beliau bersabda, "Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian". (Riwayat Muslim)

Catatan:

1. Hadits ini merupakan dadits yang sangat dalam maknanya, karena di dalamnya terdapat pokik-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. 2. Hadits ini mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk ALlah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa' (Kepercayaan makhluk di langit/ Jibril) dan Amiinul Ardh(Kepercayaan makhluk di bumi/ RasuluLlah ShallaLlahu 'alaihi wa sallam)

Kandungan Hadits:

1. Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi pakaian, penampilan dan kebersihan, khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia dan penguasa. 2. Siapa yang menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang-orang yang hadir butuh untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorang pun yang bertanya, maka wajib baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat mengambil manfaat darinya. 3. Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata, "Saya tidak tahu", dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya. 4. Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia. 5. Termasuk tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang tua. Sehingga anak-anak memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang tua memperlakukan hamba sahayanya. 6. Tidak disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya selama tidak dibutuhkan. 7. Di dalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain ALlah ta'ala. 8. Di dalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majelis ilmu.

Tema-tema hadits ini dalam Al Qur'an:

1. Iman: 2:285, 5;5, 6;82, dll. 2. Islam: 2:112, 4:125, 72:14, 40:66, 3:19, 5:3 3. Ihsan: 18:30, 28:77, 17:7, 5:93 4. Hari Akhir: 7:187, 22:7, 31:34 5. Ilmu ghaib hanya ALlah yang mengetahui: 2:3, 27:65, 6:50, 7:188 6. Belajar dan mengajarkan Islam: 16:43, 21:7, 3:79, 9:122 الأربعين النووية سعد الغامدي

Sabtu, 26 Juni 2021

Hadits Arba'in An Nawawi 1/42

 



:عَنْ اَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ

سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ: إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ

إِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ. وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَاَةٍ يَنْكِحُهَا

.فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَاهَاجَرَ إِلَيْهِ

Terjemah Hadits:
Dari Amirul Mu'minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar RasuluLlah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) ALlah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) ALlah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab paling shahih yang pernah dikarang).

Catatan:

  1. Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam Syafi'i berkata: Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu bagian dari ketiga unsur tersebut. Diriwayatkan dari Imam Syafi'i bahwa dia berkata, "Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata, "Hadits ini merupakan sepertiga Islam".
  2. Sebab dituturkannya hadits ini, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Makkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama: "Ummu Qais" bukan untuk meraih pahala hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan "Muhajir Ummi Qais" (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).

Kandungan Hadits:

  1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan menghasilkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena ALlah ta'ala).
  2. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
  3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena ALlah ta'ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah.
  4. Seorang mu'min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
  5. Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhaan ALlah maka dia akan bernilai ibadah.
  6. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
  7. Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

Tema-tema hadits ini dalam Al Qur'an:

  1. Niat dan keikhlasan: 7:29, 98:5
  2. Hijrah: 4:97, 2:218, 3:195, 8:72
  3. Fitrah Dunia: 3:145, 4:134, 6:70, 8:67 الأربعين النووية سعد الغامدي

Rabu, 26 Mei 2021

Pengingat Pagi dan Petang


 

 I. Ta'awudz

اَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجيْمِ
Aku berlindung kepada ALlah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan syetan yang terkutuk.

Diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dari Anas radhiallahu'anhu dari Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa di waktu pagi mengatakan ini, akan dibebaskan dari gangguan syetan hingga sore."